Sabtu, 11 Februari 2012

Infeksi Saluran Kemih


BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah infeksi saluran nafas.
Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.Infeksi saluran kemih di Indonesia insiden dan prevalensinya masih cukup tinggi, pada bumil/nifas 5-6%. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut inferksi saluran kemih selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil adalah 5%-6% dan meningkat sampai 10% pada resiko tinggi. Walaupun infeksi yang terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah dan limfe, akan tetapi yang terbanyak dan tersring adalah kuman-kuman keatas melalui uretra kedalam kandung kemih dan saluran kemih yang lebih atas.
Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005).
Keadaan ini tidak terlepas dari tingkat dan taraf kesehatan masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standart dan tidak meratanya tingkat kehidupan sosial ekonomi, yang mau tidak mau berdampak langsung pada kasus infeksi saluran kemih di Indonesia. Pada umumnya ISK lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pada pria kemungkinan karena uretra wanita lebih pendek sehingga mikroorganisme dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih dan juga letaknya dekat dengan daerah perianal dan vagina.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga menjadi suatu komplikasi pada saat masa nifas karena disebabkan oleh berbagai factor penyebab baik langsung ataupun tidak langsung pada ibu nifas. Keperawatan memiliki peran penting dalam memberikan pelayanannya terhadap klien yang menderita ISK, untuk itu perlu pemahaman yang baik tentang konsep ISK pada klien serta asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada klien yang menderita ISK.
1.2  Rumusan masalah
Masalah yang dapat diangkat antara lain:
1)      Bagaimana konsep penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?
2)      Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien ISK ?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1)      Menjelaskan tentang konsep penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mulai dari pengertian, tanda gejala, etiologi, serta patofisiologinya.
2)      Menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada klien dengan ISK, mulai dari pengkajian hingga evaluasi


BAB II   TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001). Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi Saluran Kemih adalah merupakan infeksi traktus urinarius yang disebabkan karena adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius dengan atau disertai tanda dan gejala, infeksi ini sering mengenai kandung kemih, prostate, uretra, dan ginjal.(Brunner & Suddarth,2002: 1438)
Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.
ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.

2.2     Tanda dan Gejala
Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya, keluhan yang sering dijumpai antara lain:
·     Nyeri saat kencing (disuria)
·     Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) dalam bahass jawa: anyang-anyangen
·     Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)
Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang terinfeksi.
1.      ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas saat kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas tulang kemaluan (suprapubik).
2.      ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala.
2.3     Etiologi   
Etiologi ISK sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti E. coli (pada hampir 80% kasus), sedangkan bakteri gram positif lebih jarang menyebabkan ISK. Berdasarkan Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri KEEPS, yaitu : K = Klebsiella, E = E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S. aureus
Namun secara garis besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat persalinan adalah penghuni normal dari area perineum, mungkin juga dari luar.
Faktor predisposisi infeksi saluran kemih postpartum yaitu:
1.      Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan, dan  kurang gizi atau malnutrisi
2.      Adanya hambatan pada aliran urin
3.      Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
4.      Anemia, higiene, kelelahan
5.      Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan, dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.

2.4     Patofisiologi
Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadi:
1.   Rute infeksi
Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain:
·      Ascending route. Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke atas menuju vesika urinaria yang jika terus berlanjut dapat mencapai ureter hingga ginjal. Dapat pula terjadi akibat aktivitas seksual atau pada pemasangan kateter yang tidak higienis.
·      Hematogenik. Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus; Sering ditemukan pada pasien immunocompromised
·      Lymphogenic. Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific yang minimal.
2.   Host-defence
Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh saluran kemih sehingga bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui urin. Di dalam urin juga terdapat pH, osmolalitas, dan kadar urea yang dapat menghambat perkembangan bakteri.Jika mekanisme pertahanan host tersebut terganggu, misalkan akibat retensi urin, statis atau refluks urin, bakteri-bakteri tersebut dapat berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa menimbulkan infeksi.
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih pada dapat pula melalui :    
a.    Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.
b.   Hematogen.
c.    Limfogen.
d.   Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter.
Cara terjadinya infeksi:
1.   Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2.   Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter sehingga terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius.
3.   Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit. Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya).
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain: anatomi konginetal, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau total). Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
Infeksi saluran kemih memiliki, yaitu, uretritis, sistisis, pielonefritis.
1.   Uretritis merupakan suatu inflamasi yang biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal.
2.   Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
3.   Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal. Pielonefritis dapat dibagi menjadi dua, yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.           
2.5     Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas
1)      Masa kehamilan
a)      Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
b)      Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
c)      Koitus  pada  hamil  tua hendaknya  dihindari  atau  dikurangi  dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
2)      Selama persalinan
Usaha-usaha   pencegahan   terdiri   atas   membatasi   sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :
a)      Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
b)   Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun   perabdominam   dibersihkan,   dijahit   sebaik-baiknya   dan menjaga sterilitas.
c)    Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
d)     Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril
e)    Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
3)      Selama nifas
a)    Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
b)   Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
c)    Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

2.6     Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Postpartum
1)      Penanganan umum
·    Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang dapat  berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
·    Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.
·    Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
·    Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
·    Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
·    Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.
2)      Pengobatan secara umum
·         Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.,
·         Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
·         Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium.
·         Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
3)      Penanganan infeksi postpartum :
·         Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
·         Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet. Lakukan transfusi darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum.

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
1.      Keadaan umum
a.    Kesadaran
Kesadaran pasien sindrome nefrotik adalah compos mentis, GCS 15 (normal).
b.    Sirkulasi
Pasien dengan  ISK biasanya memiliki jumlah denyut nadi takikardia terutama saat berusaha menahan kencing yang sakit, bisa juga ditemukan hipertensi ringan dikarenakan urine
c.    Respirasi
Pada pasien dengan ISK tidak mengalami gangguan pernafasan.
d.   Eliminasi
     Urine pasien dengan ISK biasanya sekitar <1000  ml/24 jam, hal ini dikarenakan adanya rasa nyeri saat berkemih, sehingga pasien cenderung takut untuk berkemih. Pasien dengan ISK juga mengalami diare dikarenakan kompensasi dari tubuh untuk membuang sisa eliminasi dari urine yang mengalami gangguan pada otot vesica urinaria, sehingga urine mengalami retensi.
e.    Gastrointestinal
Pasien dengan ISK mengalami penurunan nafsu makan menurun, dikarenakan retensi urine menyebabkan distensi abdomen dan menekan lambung.
f.     Integumen
Biasanya pada gangguan ISK mukosa mulut terlihat kering, hal ini dikarenakan intake cairan yang tidak adekuat dan lidah tidak kotor.
2.      Riwayat kesehatan :
·      Riwayat infeksi saluran kemih      
·      Riwayat pernah menderita batu ginjal       
·      Riwayat penyakit DM, jantung
3.      Tanda-tanda vital
Pada pasien dengan ISK RR meningkat, Takikardi, dan mengalami mengalami peningkatan kecepatan, dikarenakan kompensasi tubuh dalam menahan rasa sakit, terutama saat berkemih. Hipertensi ringan juga dapat terjadi karena refluks urine ke rinjala akibat retensi urine.
4.      Inspeksi
a.       bau pasien normal, warna kulit dan mukosa kulit tampak kering karena intake cairan kurang, dikarenakan adanya rasa sakit ketika berkemih dan adanya diare;
b.      pasien dengan ISK  warna kuku yang pucat dengan capiler refill lebih dari 2 detik dapat menjadi manifestasi terjadinya anemia ringan;
c.       pengkajian terhadap kepala, leher, dan telinga dalam batas normal;
d.      wajah tidak mengalami perubahan yang bermakna;
e.       mukosa bibir kering karena kurangnya intake cairan;
f.       warna urine menjadi keruh dan adanya bau busuk pada urine.
5.      Palpasi
a.       adanya nyeri suprapubis atau abdomen bagian bawah;
b.      adanya demam, dengan suhu diatas normal
6.      Perkusi
a.       suara perkusi abdomen tidak normal, normalnya dalah timpani, pada penderita ISK berbunyi hipersonor, hal ini dikarenakan adanya edema atau penimbunan cairan di vesica urinaria.
7.      Auskultasi
a.       adanya takipnea, terutama sesudah berkemih, hal ini dikarenakan pasien menahan rasa sakit;
b.      adanya disritmia kardia sebagai kompensasi untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.

B.     Diagnosa Keperawatan
1)      Gangguan rasa nyaman; Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2)      Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3)      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

C.     Perencanaan
1.      Gangguan rasa nyaman; Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.      
Kriteria Hasil :
·         Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.          
·         Kandung kemih tidak tegang       
·         Pasien nampak tenang      
·         Ekspresi wajah tenang      
Intervensi :           
1)      Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.   
Rasional :  Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi   
2)      Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.           
Rasional :  Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot          
3)      Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi 
Rasional :  Untuk membantu klien dalam berkemih        
4)      Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.     
Rasional :  Analgetik memblok lintasan nyeri
2.      Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.  
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.        
Kriteria :         
·         Klien dapat berkemih setiap 3 jam           
·         Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
·         Klien dapat bak dengan berkemih           
Intervensi :           
1)      Ukur dan catat urine setiap kali berkemih           
Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2)      Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam          
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.          
3)      Palpasi kandung kemih tiap 4 jam           
Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.  
4)      Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal          
Rasional : Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.           
5)      Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional : Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
3.      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. 
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda gelisah.           
Kriteria hasil : 
·         Klien tidak gelisah           
·         Klien tenang         
Intervensi :           
1)      Kaji tingkat kecemasan    
Rasional : 
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien       
2)      Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya        
Rasional : 
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan           
3)      Beri support pada klien    
Rasional : 
Agar klien memiliki dorongan untuk memahami tentang konsep penyakitnya
4)      Beri dorongan spiritual    
Rasional : 
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien      
5)      Beri penjelasan tentang penyakitnya       
Rasional : 
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.

D.    Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000)

E.     Evaluasi
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :          
1)      Nyeri yang menetap atau bertambah        
2)      Perubahan warna urine     
3)      Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.
4)      Peningkatan pengetahuan klien atau keluarga terhadap penyakit, pencegahan, serta penanggulangannya.





BAB V PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada  aluran kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra). Penyebabnya antara lain bakteri (Eschericia coli, Klebsiella, dan Pseudomonas), jamur dan virus, infeksi ginjal, serta prostat hipertropi. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih pada dapat melalui : penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat, hematogen, limfogen, dan eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Asuhan keperawatan dilakukan dengan dimulai dari tahap pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang secara sistematis dilakukan berdasarkan konsep proses dokumentasi keperawatan.
4.2  Saran 
1)      Perdalam pengetahuan serta konsep tentang ISK dengan buku penunjang dan studi lapangan.
2)      Update informasi kesehatan terutma tentang ISK dengan sering membuka jurnal kesehatan terbaru untuk mengupdate ilmu yang telah kita dapat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Bahaya Mengintai di Toilet Umum.
Antelo,D.V.P. Urinary tract infection. The Federal University of Rio de Janeiro. http://www.medstudents.com.br/pedia/pedia10/pedia10.htm [diakses Tanggal 28 April 2011]
Darmansjah, Iwan. 2001. Sakit Kencing. Diambil dari http://www.iwandarmansjah.web.id/ [diakses Tanggal 28 April 2011]
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 1FK-UI. Jakarta: Media Ausculapius
Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.


KR










1 komentar:

  1. Saya sangat merekomendasikan coba datang brobat ke bpk yusuf ikhwan ah9779.
    Sudah banyak yang tr bantu dan sembuh.
    Coba datang brobat langsung kalau bisa datang.
    Ini no hp ny 0822-9423-8289
    Semoga saran saya bisa membantu banyak orang.
    Suami saya juga pasien beliau...
    Pengobtan ny juga bagus dan tidak melanggar aturan medis, justru bisa menjadi pendamping atau pelengkap pengobatan medis...

    BalasHapus